Ketika aku dewasa, setiap memasuki bulan Agustus, tak dapat aku sangkali bahwa perayaan itu merupakan nostalgia masa kecilku yang telah memberikan semangat heroik untuk mendaki setiap perjuangan hidupku yang sulit dengan baik...mungkin itu sumbangan yang telah merasuk hidupku hingga aku bisa bertahan, tegar dan kreatif bersisian langsung dengan iman kristiani yang sama-sama telah menjadi bagian dari tubuh dan jiwaku.....inikah yang disebut sebagai semangat kemerdekaan?... ketika semangat heroik itu menyentuh ruang kehidupan kita yang paling dalam yakni nurani maka seketika itu pula kita merasa bahwa hidup ini kita miliki secara utuh... bukan milik orang lain yang diberikan kepada kita.. lalu kita menjadi berani, kreatif dan terampil mengelola tantangan serta penderitaan menjadi sebuah keterampilan untuk hidup dan berkarya.....
Dari sini aku mulai merasa sedih.. bahwa dari pengalaman pendampinganku menunjukan bahwa banyak orang kehilangan semangat heroik itu, karena merasa bahwa hidup ini bukan milik mereka....hidup ini milik negara, milik tentara, milik konglomerat, milik pemegang saham, milik penguasa, milik orang kuat milik orang-orang yang tiran, dan lalu mereka yang tidak merasa memiliki hidupnya itu tidak mempunyai ruang untuk mengembangkan keterampilan hidup, tidak mempunyai keberanian untuk mengelola penderitaan dan kemiskinannya kecuali hanya pasrah untuk menerimanya... lalu ibarat menjadi penumpang atau pengikut pasrah dalam sebuah mobil yang sarat dan sering tergelincir ke sana kemari karena krisis keadilan, perdamaian dan ekonomi. Contohnya seperti pemulung di tempatku, bapaknya adalah pemulung dan ibunya bekerja sebagai pencuci pakaian, lalu ia tumbuh sebagai lelaki pemulung dan adik perempuannya kini menggantikan profesi ibunya sebagai pencuci pakaian. Ketika kami berdiskusi mereka bahkan mengatakan bahwa ini sudah takdir.. bahwa mengharapkan anaknya menjadi besar seperti Presiden Soesilo Bambang Yudoyono adalah hal yang mustahil...dan itu mimpi di siang bolong ...atau menjadi pemegang saham dari PT AQUA danone, yang bekas botol plastiknya dipulung untuk daur ulang pabrik... bagi dia adalah hal yang mustahil.. karena inilah takdir mereka hidup sebagai pemulung... bayangkan berapa banyak orang Indonesia yang seperti ini... bahkan untuk bermimpi meraih bintang pun sudah tidak mampu bahkan dihindari... karena ruang-ruang mimpi itu telah dibajak habis-habisan dan dirampok dari mereka sejak dikandungan ibu .....
aku masih ingat ketika aku masih di TK, sebagai anak perempuan kecil miskin yang ke sekolah dengan kaki telanjang tetapi bangga memegang bendera merah putih...sebuah simbol yang merasuk diriku untuk berani bermimpi...aku bermimpi bahwa satu hari kelak aku harus sampai di Jakarta...kota Negara yang menurutku waktu itu adalah kota impian perantau untuk menjadi orang "besar".. sebuah impian mustahil bagi kami yang hidup di daerah terpencil dan miskin. Lalu kepercayaanku atau imanku kemudian membuka ruang yang luas untuk impian itu menjadi nyata melalui ungkapan-ungkapan iman seperti " Bila imanmu sebesar sebiji sesawi maka kamu bisa memindahkan gunung batu itu"....atau kata-kata "mintalah maka akan diberikan"....atau kata-kata "jangan takut..Aku menyertaimu sampai keakhir zaman"....juga seabrek makanan rohani praktis tiap hari yang mendorongku untuk tidak menerima nasib begitu saja. Lalu di mana rasa heroik itu kini.... sebuah perasaan yang disambut dalam ruang iman untuk mendorong seseorang mengembangkan diri dengan rendah hati dn bijak menelusuri zaman yang berobah ini.....
Ada apa di Indonesia ini?? ketika semakin banyak rakyat kehilangan rasa percaya diri untuk mewujudkan impiannya yang kian tersembunyi dan terpencil jauh dikedalaman lubuk hati???
lalu berlindung di balik ungkapan TAKDIR kemiskinan dan kemelaratan baik mental, pisik, sosial maupun spiritual???? inilah apa yang disebut sebagai penindasan yang paling kejam yakni tertutupnya ruang berpikir dan berperasaan untuk orang bermimpi dan mewujudkannya secara kreatif dan terampil...
Di sanalah Aku Berdiri, Jadi Pandu Ibuku......
tapi....dalam kesedihan ini aku masih bangga pada Indonesiaku....bahwa tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang menyangkal akan keindahan pantai, laut dan, hutan, gunung yang biru menghijau serta keberagaman budaya serta spiritualitasnya... sebuah surga bagi ziarah kehidupan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar